[ROHIS TIDAK MENARIK]
Hari yang tenang itu semakin jauh dari ekpektasi, kala semakin banyak generasi pejuang yang lahir dari ROHIS. ROHIS? Apa itu? Sebelumnya ia tak pernah menyapa telingaku. Sembari berfikir, tiba-tiba saja aku melihat sosok-sosok perempuan bergamis abu-abu dan berkerudung putih besar, serta sosok-sosok lelaki berseragam putih panjang dengan celana abu-abu. Mereka menamakan diri mereka ROHIS. “Oh, tidaaakkkk! Siapa mereka? Oh my God , tolong lah aku, aku masih polos. Aku tidak mau jadi teroris”, sontak saja aku berteriak menjerit dalam hati. Aku saat itu tak ubahnya anak remaja baru yang agak sedikit alay, mungkin zaman yang mengajarkanku untuk cepat men- judge sesuatu tanpa perlu berfikir. “Ah tidak, aku tidak boleh menyalahkan zaman, seharusnya aku bisa lebih pandai dalam menyikapi sesuatu.”, fikirku. Tiba-tiba .... “Hai Clatilda, mau masuk ROHIS ? Kayaknya ROHIS menarik.”, ajak Rika, teman baruku. “Nggak dulu ah Rik, hehe, aku mau masuk ekskul matemat